Umat Islam akan segera menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah. Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, termasuk dalam arba’atun hurum bersama Zulqaidah, Zulhijah, dan Rajab. Di bulan-bulan tersebut, pahala atas amal saleh dilipatgandakan, dan dosa pun dilipatgandakan pula.
Tahun Baru Islam menandai peristiwa penting hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini menjadi titik awal berdirinya masyarakat Islam dan menandai peradaban baru.
Meskipun merujuk pada peristiwa hijrah, penanggalan kalender Islam baru resmi digunakan saat sistem pemerintahan Islam dipimpin Khalifah Umar bin Khattab, 17 tahun setelah Hijrah atau 7 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Pemilihan Muharram sebagai awal bulan dalam penanggalan Hijriah didasari beberapa pertimbangan. Pertama, untuk menghindari pengkultusan pribadi Rasulullah SAW. Jika Rabiul Awal, bulan kelahiran dan hijrah Nabi, ditetapkan sebagai awal tahun, dikhawatirkan akan terjadi pengkultusan berlebihan.
Kedua, kebutuhan administratif surat-menyurat. Kebingungan dalam penanggalan surat-menyurat mendorong Umar bin Khattab untuk merumuskan sistem penanggalan yang seragam.
Ketiga, banyaknya wilayah kekuasaan Islam yang memiliki penanggalannya sendiri, sehingga pengarsipan menjadi rumit.
Pemilihan Muharram sebagai awal tahun Islam sarat makna dan hikmah. Bulan ini menjadi simbol awal baru, semangat untuk meninggalkan kebiasaan lama yang buruk dan memulai kebiasaan baru yang lebih baik, serta menjadi momen untuk merenungkan perjalanan hidup dan memperkuat iman.