Memasuki lingkungan perguruan tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang mahasiswa , mulai dari tekanan akademik hingga tuntutan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Di tengah persaingan global dan perkembangan teknologi yang pesat, pola pikir yang hanya bergantung pada kemampuan bawaan tidak lagi relevan. Sebagai seorang mahasiswa harus mampu untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas diri mereka, baik di bidang pribadi maupun profesional. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan memiliki Pola Pikir Berkembang atau yang biasa dikenal dengan Growth Mindset.
Growth Mindset atau Pola Pikir Berkembang adalah pola pikir yang menganggap keberhasilan dan kemampuan seseorang dapat berkembang melalui waktu, usaha, dan ketekunan. Growth mindset menjadi penting karena pola pikir ini mendorong mahasiswa untuk percaya bahwa kecerdasan dan kemampuan dapat berkembang melalui usaha, pembelajaran, dan pengalaman.
Dweck (2006) membedakan mindset menjadi 2, yakni fixed mindset dan growth mindset. Fixed mindset ialah pemikiran individu bahwasanya kemampuan, bakat serta sikap adalah suatu hal yang menetap dan tidak bisa dikembangka. Sedangkan growth mindset ialah cara berpikir yang mempercayai bahwa kemampuan, bakat, dan sifat yang dimiliki dapat dikembangkan melalui usaha dan kerja keras.
Jach, dkk (2017) menjelaskan bahwa individu dengan growth mindset yang baik, tidak bergantung pada kemampuannya saja tetapi juga memandang positif terhadap usahanya, memiliki motivasi yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan segala kesulitan dalam mengerjakan tugas dan berbagai kondisi yang rumit. Dengan demikian, diasumsikan bahwa growth mindset bisa berpotensi menurunkan prokrastinasi akademik mahasiswa. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mrazek, dkk (2018) bahwa individu dengan pemikiran growth mindset memiliki ketekunan dan usaha yang lebih keras daripada individu dengan fixed mindset dalam mengerjakan berbagai tugas yang lebih berat supaya meraih keberhasilan.
Dengan demikian growth mindset tidak hanya membuat mahasiswa menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan akademik, tetapi juga dapat mampu memaksimalkan potensi diri mereka untuk mencapai kesuksesan di berbagai aspek kehidupan. Selain itu mahasiswa juga akan terdorong untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah, serta lebih percaya diri menghadapi tantangan di dunia kerja.
Lalu bagaimana cara mahasiswa dapat membangun growth mindset di tengah tekanan akademik dan lingkungan yang kompetitif? Berikut lima langkah praktis yang bisa diterapkan:
- Ubah Cara Pandang terhadap Kegagalan
Bagi mahasiswa, kegagalan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang memalukan atau bahkan akhir dari segalanya. Namun, dalam growth mindset, kegagalan justru adalah kesempatan untuk belajar. Alih-alih bertanya, “Kenapa saya gagal?” cobalah bertanya, “Apa yang bisa saya pelajari dari kegagalan ini?”
Contoh: Jika Anda mendapatkan nilai buruk di sebuah ujian, gunakan pengalaman tersebut untuk mengevaluasi metode belajar Anda. Apakah Anda perlu teknik belajar yang berbeda, lebih banyak waktu, atau diskusi kelompok? - Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil Akhir
Sering kali, mahasiswa hanya berfokus pada nilai atau penghargaan yang akan didapat. Namun, growth mindset mengajarkan pentingnya menghargai proses belajar itu sendiri. Setiap usaha yang Anda lakukan, mulai dari membaca materi, mengerjakan tugas, hingga diskusi kelas, adalah bagian dari perjalanan menuju peningkatan diri. - Tantang Diri untuk Keluar dari Zona Nyaman
Mahasiswa sering kali terjebak dalam rutinitas yang nyaman, sehingga mereka tidak memiliki perkembangan yang signifikan, baik dari segi kemampuan ataupun daya pikir. Mahasiswa perlu berani mencoba hal-hal baru untuk membangun growth mindset, seperti mengikuti kompetisi/lomba, melakukan hal-hal d luar jobdesk pekerjaan, ataupun magang di bidang yang belum Anda kenal untuk membantu Anda tumbuh. - Jadikan Feedback sebagai Alat Pembelajaran
Banyak mahasiswa merasa takut atau defensif ketika mendapatkan kritik. Namun, dalam growth mindset, umpan balik adalah kunci untuk mengetahui area yang perlu ditingkatkan. Terimalah kritik dengan lapang dada, lalu gunakan untuk memperbaiki diri.
Membangun growth mindset adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Dengan mengubah cara pandang terhadap kegagalan, fokus pada proses, mencari lingkungan yang mendukung, keluar dari zona nyaman, dan menerima kritik sebagai pembelajaran, mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri mereka secara maksimal. Ingat, kesuksesan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan untuk terus tumbuh dan belajar.
Bagaimana Anda akan memulai perjalanan growth mindset Anda hari ini? 🌱
Referensi :
Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. New York: Random House Publishing Group.
Jach, H. K., Sun, J., Loton, D., Chin, T. C., & Waters, L. E. (2017). Strengths and subjective wellbeing in adolescence: Strength-based parenting and the moderating effect of mindset. Journal of Happiness Studies, 19(2), 567-586
Mrazek, A. J., Ihm, E. D., Molden, D. C., Mrazek, M. D., Zedelius, C. M., & Schooler, J. W. (2018). Expanding minds: Growth mindsets of self-regulation and the influences on effort and perseverance. Journal of Experimental Social