Dalam dunia penelitian, memahami dan mengidentifikasi konsep-konsep fundamental sangatlah penting untuk menghasilkan studi yang bermakna dan berdampak. Dua konsep utama yang sering kali menjadi landasan dalam merancang dan mengembangkan penelitian adalah research gap dan novelty. Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, masing-masing memiliki peran dan tujuan yang unik dalam proses penelitian. Pembahasan berikut akan menguraikan perbedaan antara research gap dan novelty, serta pentingnya kedua konsep ini dalam menghasilkan kontribusi ilmiah yang signifikan.
Research Gap atau kesenjangan penelitian adalah pertanyaan atau masalah yang belum dijawab oleh salah satu atau beberapa penelitian yang ada di satu bidang. Research gap merujuk pada kesenjangan atau celah dalam literatur atau penelitian yang ada, yang menandakan area di mana pengetahuan masih terbatas atau bahkan belum terjangkau. Sangat penting bagi seorang peneliti untuk mengidentifikasi research gap karena memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi topik yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Sebagai contoh, dalam konteks penelitian mengenai pertanian di daerah pedesaan, terdapat kekosongan dalam studi yang mengkaji dampak teknologi digital terhadap praktik pertanian tradisional. Kekosongan ini menandai adanya research gap yang layak/perlu untuk diteliti lebih lanjut.
Peneliti yang mengidentifikasi gap ini akan terdorong untuk melakukan studi yang dapat mengungkap informasi baru, memberikan pemahaman yang lebih mendalam, atau menawarkan solusi atas permasalahan yang ada.Menemukan kesenjangan penelitian dan memiliki sarana untuk mengembangkan studi yang lengkap dan berkelanjutan mengenai hal tersebut dapat sangat bermanfaat bagi ilmuwan/peneliti. Selain itu hal tersebut juga dapat berdampak positif pada dunia akademik dan seluruh masyarakat luas.
Sedangkan novelty atau kebaruan adalah sebuah penelitian dapat memiliki definisi yang sangat luas. Barak A Cohen (2017) menjelaskan “Novelty can now mean anything from demonstrating a well-established phenomenon in a new system to testing a hypothesis with no precedent in the literature” (Novelty dapat berkisar pada demonstrasi fenomena mapan dalam sistem baru untuk menguji hipotesis tanpa preseden dalam literatur). Dengan kata sederhana in berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan unik, serta mengacu pada aspek-aspek baru dan orisinal yang dihadirkan oleh suatu penelitian.
Konsep novelty ini menandai sebauah kontribusi yang membedakan suatu studi dari penelitian sebelumnya. Novelty berfokus pada penawaran perspektif atau pendekatan baru yang belum pernah dieksplorasi atau dijelaskan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam studi yang sama mengenai pertanian, seorang peneliti mungkin mengaplikasikan teknik machine learning untuk memprediksi hasil panen dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan metode tradisional. Melihat dari contoh tersebut, kebaruan atau novelty terletak pada metodologinya. Pendekatan inovatif ini tidak hanya mengisi research gap tetapi juga menambah nilai signifikan melalui kontribusi baru yang belum ada sebelumnya.
Perbedaan mendasar antara research gap dan novelty terletak pada fokus dan tujuannya. Research gap berfokus pada identifikasi kekosongan dalam literatur yang ada, menyoroti aspek-aspek yang belum diteliti dan memerlukan perhatian lebih lanjut, sehingga menjadi dasar bagi penelitian baru. Di sisi lain, novelty berfokus pada aspek baru dan orisinal dari penelitian yang dilakukan, menonjolkan kontribusi unik yang dihasilkan. Novelty menunjukkan bagaimana penelitian baru dapat menawarkan perspektif yang baru/segar, metode inovatif, atau temuan yang belum pernah terungkap sebelumnya.
Dengan demikian, penelitian yang baik biasanya diawali dengan identifikasi terhadap research gap, yang kemudian diikuti dengan upaya untuk menawarkan novelty. Dengan pendekatan ini, penelitian tidak hanya mengisi kekosongan dalam literatur tetapi juga memberikan kontribusi baru yang berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan praktik di bidang tersebut. Peneliti yang mampu mengidentifikasi research gap dan menawarkan novelty secara efektif, akan menghasilkan studi yang berdampak dan diakui dalam komunitas akademik dan profesional.
Sumber :
Cohen, B.A. (2017). How Should Novelty be Valued in Science?. Washington University School of Medicine. [ncbi.nlm.nih.gov].
What is a Research Gap. https://scientific-publishing.webshop.elsevier.com/research-process/what-is-research-gap/